BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Tanda-tanda bahaya kehamilan
adalah gejala
yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan bahaya. Kehamilan
merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan
yang normal
dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/ penyakit
yang mungkin terjadi selama hamil muda
Kematian janin dalam rahim (IUFD)
adalah kematian janin setelah 20 minggu kehamilan tetapi sebelum permulaan
persalinan. Ini menyebabkan komplikasi pada sekitar 1 % kehamilan. Penyebab yang
berakitan antara lain komplikasi plasenta dan tali pusat, penyakit hipertensi,
komplikasi medis, anomali bawaan,infeksi dalam rahim dan lain-lain.
Kematian janin harus dicurigai bila ibu hamil
mengeluh tidak terasa gerakan janin, perut terasa mengecil, dan payudara
mengecil. Selain itu dari hasil pemeriksaan DJJ tidak terdengar sementara uji
kehamilan masih tetap positif karena plasenta dapat terus menghasilkan hCG.
Bahaya yang dapat terjadi pada ibu dengan kematian
janin dalam rahim yaitu janin mati terlalu lama dalam menimbulkan
gangguan pada ibu. Bahaya yang terjadi berupa gangguan pembekuan darah,
disebabkan oleh zat-zat berasal dari jaringan mati yang masuk ke dalam darah
ibu.
Sekitar 80% pasien akan mengalami permulaan
persalinan yang spontan dalam 2 sampai 3 minggu kematian janin. Namun apabila
wanita gagal bersalin secara spontan akian dilakukan induksi persalinan
B. Tujuan
1.
Tujuan umum
Mengeetahui bagaimana cara
penanganan pada komplikasi ibu dan janin pada masa kehamilan lanjut
2.
Tujuan khusus
-
Mengetahui apa penyebab dari komplikasi ibu dan janin di kehamilan lanjut
-
Mengethaui jenis – jenis komplikasi yang terjadi pada kehamilan lanjut
-
Mengetahui cara menanggulangi komplikasi ibu dan janin pada kehamilan lanjut
C.
Rumusan Masalah
Mengetahui tanda-tanda komplikasi ibu dan janin pada
masa kehamilan lanjut.
D.
Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Makalah ini diarapkan
dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa, sehingga dapat
mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan kebidanan.
2. Bagi petugas kesehatan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
petugas kesehatan khususnya bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Deteksi Dini
Deteksi dini resiko
kehamilan adalah usaha menemukan seawal mungkin adanya kelainan, komplikasi dan
penyulit kehamilan serta menyiapkan ibu untuk persalinan normal.
Deteksi dini dalam pelayanan antenatal adalah mengarah
pada penemuan ibu hamil beresiko agar dapat ditangani secara memadai sehingga
kesakitan atau kematian dapat dicegah. Untuk pengenalan tanda-tanda kehamilan
yang memiliki tanda bahaya dan komplikasi kehamilan banyak poster -poster dan
leaflet disebarkan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu hamil yang berkunjung
dalam pelayanan antenatal maupun pada kegiatan kunjungan rumah dalam pemantauan
kesehatan masyarakat. Selain itu digunakan juga suatu alat bantu yang lebih
memungkinkan dilibatkannya ibu hamil untuk secara aktif mengamati sendiri
kehamilannya. Alat bantu tersebut juga bermanfaat bagi petugas kesehatan dalam
mengidentifikasi faktor resiko dan komplikasi kehamilan sehingga dapat
memberikan informasi dan saran yang tepat. Alat bantu tersebut dikenal dengan
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
B.
Berbagai Macam Tanda Bahaya Kehamilan
1. Gerakan Janin Tidak Terasa
Ibu mulai merasakan
gerakan janinnya selama bulan ke 5 atau ke 6, beberapa ibu dapat merasakan
gerakan janinnya lebih awal. Jika janin tidur gerakannya akan melemah. Janin
harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan janin akan
lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan
minum dengan baik. Yang termasuk tanda bahaya adalah bila gerakan janin mulai
berkurang bahkan tidak ada sama sekali. Assesmen yang mungkin adalah kematian
janin dalam rahim.
a. Pengertian
gerakan janin tiak terasa
Jika janin bergerak kurang
dari 3 kali dalam periode 3 jam atau ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah
kehamilan 22 minggu atau selama persalinan.
b. Deteksi dini
-
Pengumpulan dataJika bayi sebelum nya bergerak dan sekarang bergerak, tanyakan
pada ibu kapan terkahir bergerak
-
Pemeriksaan
Raba gerakan janin, dengarkan DJJ, jika pemeriksaan radiologi tersedia konfirmasi kematian janin setelah 5 hari
Raba gerakan janin, dengarkan DJJ, jika pemeriksaan radiologi tersedia konfirmasi kematian janin setelah 5 hari
- USG
Merupakan sarana diagnostik yang baik untuk memastikan kematian janin.
Merupakan sarana diagnostik yang baik untuk memastikan kematian janin.
c. Gerakan janin berkurang bisa disebabkan
oleh :
-
Aktivitas ibu yang berlebihan sehingga gerakan janin tidak terasa
-
Kematian janin
-
Perut tegang akibat kontraksi berlebihan
-
Kepala sudah masuk panggul pada kehamilan atterm.
d. Komplikasi yang timbul adalah :
- IUFD
Kematian janin merupakan hasil akhir dari gangguan pertumbuhan janin, kegawatan janin atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak diobati
Kematian janin merupakan hasil akhir dari gangguan pertumbuhan janin, kegawatan janin atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak diobati
-
Fetal distress
Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima oksigen cukup, sehinga mengalami hipoksia. Situasi ini dapat terajdi kronik (dalam jangka waktu lama) atau akut.
Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima oksigen cukup, sehinga mengalami hipoksia. Situasi ini dapat terajdi kronik (dalam jangka waktu lama) atau akut.
-
Nyeri perut yang hebat
e. Penanganan umum
-
Memberikan dukungan emocional kepada ibu
-
Menilai DJJ :
a. Bila
ibu mendaoat sedative tunggu hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai ulang
b. Bila
DJJ tidak terdengar minta beberapa orang untuk mendengarkan menggunakan
stetoskop doppler.
2.
Nyeri Perut Yang Hebat
Nyeri
abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak normal.
Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa
adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah istirahat. Hal ini bisa
berarti appendiksitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang pelvis,
persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, solutio
placenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya
a.
Pengertian nyeri perut
Nyeri perut merupakan keluhan nyeri pada
daerah perut. Nyeri memiliki dampak yang signifikan dalam kualitas hidup
wanita, mengakibatkan keletihan, ketegangan atau depresi. Nyeri perut pada kehamilan kurang dari 22
minggu mungkin merupakan gejala utama kehamilan ektopik atau abortus.
b.
Deteksi dini
-
Tanyakan pada Ibu tentang karakteristik dari nyeri, kapan terjadi, seberapa
hebat, kapan mulai dirasakan.
-
pada Ibu apakah ia mempunyai tanda atau gejala lain seperti muntah, diare dan
demam.
-
Pemeriksaan
- Ukur TD, suhu dan nadi.
- Lakukan pemeriksaan eksternal (luar), pemeriksaan internal (dalam), raba kelembutan abdomen atau rebound tenderness (kelembutan yang berulang)
- Periksa protein urine.
c.
Penyebab nyeri perut/panggul
-
Kehamilan ektopik
Kehamilan
ektopik adalah kehamilan abnormal yang terjadi di luar rongga rahim, janin
tidak dapat bertahan hidup dan sering tidak berkembang sama sekali. Kehamilan
ektopik disebut juga ectopic pregnancy, ectopic gestation, eccecyesis.
Kehamilan ektopik merupakan penyebab kematian ibu pada umur kehamilan trimester
pertama. Frekuensi kejadian kehamilan ektopik berkisar 1: 14,6 % dari seluruh
kehamilan.
- Apendisitis
Apendisitis
atau radang usus buntu adalah peradangan yang terjadi pada usus buntu
(apendiks). Usus buntu adalah suatu bagian kecil usus yang terletak di daerah
ujung usus besar (perut sebelah kanan bawah), dekat tempat peralihan dari usus
kecil ke usus besar. Bentuknya seperti cacing (sering juga disebut dengan umbai
cacing) dengan rongga sempit di dalamnya. Apendisitis terjadi apabila ada
makanan atau feses yang berjalan dari usus halus masuk ke usus besar, tetapi
kemudian tersangkut di dalam apendiks dan terjadi peradangan (inflamasi) di
sana. Apendisitis akut termasuk kegawatdaruratan dalam bidang kesehatan anak,
dan bila terjadi apendisitis akut, maka usus buntu perlu dibuang dengan jalan
operasi yang dinamakan apendektomi.
-
Kista ovarium
Kista
berarti kumpulan cairan. Karena sebagian besar tumor terbentuk di ovarium
cenderung mengandung cairan, yang biasa dan populer disebut sebagai "kista ovarium".
- Sistitis
Sistitis
merupakan penyakit radang kandung kemih atau saluran kencing, mungkin kita
lebih mengenalnya sebagai anyang-anyangan. Sistitis lebih banyak dialami oleh
wanita daripada pria. Ini disebabkan oleh adanya perbedaan pada bentuk kelamin
antara wanita dan pria
- Peritonitis
Peritonitis
adalah peradangan yang biasanya disebabkan oleh infeksi pada selaput rongga
perut (peritoneum). Peradangan ini merupakan komplikasi berbahaya yang sering
terjadi akibat penyebaran infeksi dari organ-organ abdomen (misalnya
apendisitis, salpingitis, perforasi ulkus gastroduodenal), ruptura saluran
cerna, komplikasi pascaoperasi, iritasi kimiawi, atau dari luka tembus abdomen.
d.
Komplikasi
Komplikasi
yang dapat timbul pada nyeri perut hebat antara lain :
-
Kehamilan ektopik
Kehamilan
ektopik adalah kehamilan abnormal yang terjadi di luar rongga rahim, janin
tidak dapat bertahan hidup dan sering tidak berkembang sama sekali. Kehamilan
ektopik disebut juga ectopic pregnancy, ectopic gestation, eccecyesis.
Kehamilan ektopik merupakan penyebab kematian ibu pada umur kehamilan trimester
pertama. Frekuensi kejadian kehamilan ektopik berkisar 1: 14,6 % dari seluruh
kehamilan.
-
Pre eklamsia
Kondisi ibu yang disebabkan oleh kehamilan disebut dengan
keracunan kehamilan, dengan tanda -tanda oedeme (pembengkakan) terutama tampak
pada tungkai dan muka, tekanan darah tinggi, dan terdapat proteinuria pada pemeriksaan urine
dari laboratorium (Rochjati, 2003). Kematian karena eklampsia meningkat dengan
tajam dibandingkan pada tingkat pre-eklampsia berat
-
Persalinan premature
Persalinan
Prematur adalah persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 37
minggu. Persalinan prematur bisa merupakan suatu proses normal yang dimulai
terlalu dini atau dipicu oleh keadaan tertentu, seperti infeksi rahim atau
infeksi cairan ketuban. Sebagian besar kasus persalinan prematur penyebabnya tidak
diketahui secara pasti.
Faktor
resiko terjadinya persalinan prematur:
- Pernah mengalami persalinan prematur pada kehamilan terdahulu
- Kehamilan ganda (kembar 2 atau 3)
- Pernah mengalami aborsi
- Memiliki serviks yang abnormal
- Memiliki rahim yang abnormal
- Menjalani pembedahan perut pada saat hamil
- Menderita infeksi berat pada saat hamil
- Pernah mengalami perdarahan pada trimester kedua atau ketiga
- Berat badan kurang dari 50 kg
- Pernah memakai DES (dietilstilbestrol)
- Merokok sigaret atau makakai kokain
- Tidak memeriksakan kehamilan.
-
Solusio plasenta
Solusio Plasenta Adalah suatu
keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas dari pelekatannya sebelum
janin lahir, terjadi pada umur kehamilan diatas 22 minggu atau berat janin 500
gram. Tanda dan gejalanya adalah uterus seperti papan, nyeri abdomen yang hebat
dan tidak dapat tertahankan, nyeri punggung, kolik, kontraksi hipertonik, nyeri
tekan pada uterus, DJJ dapat normal/ tidak normal, gerakan janin tidak stabil,
perdarahan tersembunyi dan syok. Penanganannya adalah atasi syok dan anemia,
tindakan operatif (SC atau partus pervaginam).
-
Abortus
Abortus adalah penghentian atau pengeluaran hasil
konsepsi pada kehamilan 16 minggu atau sebelum plasenta
selesai.
-
Rupture uteri imminens
Perdarahan
dapat terjadi intraabdominal atau melalui vagina kecuali jika kepala janin
menutupi rongga panggul. Perdarahan dari ruktura uteri pada ligamentum latum
tidak akan menyebabkan perdarahan intraabdominal.
e.
Penangan umum
-
Lakukan segera pemeriksaan umum meliputi tanda vital (nadi, tensi, respirasi,
suhu)
-
Jika dicurigai syok, mulai pengobatan sekalipun gejala syok tidak jelas,
waspada dan evaluasi ketat karena keadaan dapat memburuk dengan cepat.
-
Jika ada syok segera terapi dengan baik
C. Pengetahuan dan persiapan yang dapat dilakukan
ibu menurut
MNH
(Maternal and Neonatal Health Program) :
a.
Memilih tenaga kesehatan dan tempat melahirkan pada waktu periksa hamil.
b.
Mengenali persalinan yang normal dan memahami persiapan menghadapi persalinan.
c.
Mengenali tanda-tanda bahaya dan melaksanakan persiapan menghadapi komplikasi.
d.
Mengetahui sistem transportasi, tahu ke mana harus pergi bila terjadi
keadaan darurat, serta siapa yang akan tinggal untuk menjaga keluarga.
keadaan darurat, serta siapa yang akan tinggal untuk menjaga keluarga.
e.
Memiliki tabungan pribadi dan dapat mengaksesnya bila diperlukan.
D. Upaya yang dapat dilakukan ibu dalam deteksi dini
terhadap komplikasi
kehamilan :
kehamilan :
a. Dengan
memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke Posyandu, Puskesmas, Rumah
Sakit paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan.
b. Dengan
mendapat imunisasi TT 2x.
c. Bila
ditemukan kelainan-kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering dan
lebih intensif.
d. Makan
makanan yang bergizi yaitu memenuhi gizi seimbang
E. Hal-hal yang dapat dilakukan
seorang ibu untuk menghindari terjadinya
komplikasi kehamilan:
komplikasi kehamilan:
a. Dengan
mengenal tanda-tanda bahaya kehamilan secara dini.
b. Segera
Posyandu, Puskesmas, atau Rumah Sakit terdekat bila ditemukan
tanda-tanda bahaya kehamilan tersebut
tanda-tanda bahaya kehamilan tersebut
F. Faktor-faktor
yang mempengaruhi upaya deteksi dini seseorang terhadap komplikasi kehamilan:
a. Tingkat
Pendidikan
Tingkat pendidikan
merupakan faktor yang mendukung perilaku ibu dalam
upaya deteksi dini komplikasi kehamilan. Ibu dengan tingkat pendidikan tinggi lebih mudah memperoleh informasi tentang kesehatan.
upaya deteksi dini komplikasi kehamilan. Ibu dengan tingkat pendidikan tinggi lebih mudah memperoleh informasi tentang kesehatan.
b. Informasi
Menurut
Snehandu B.Kar (Notoatmodjo, 2003) informasi tentang kesehatan
mempengaruhi seseorang dalam hal upaya deteksi dini komplikasi kehamilan. Upaya deteksi dini seseorang yang rendah disebabkan karena
tidak atau kurangnya memperoleh informasi yang kuat.
mempengaruhi seseorang dalam hal upaya deteksi dini komplikasi kehamilan. Upaya deteksi dini seseorang yang rendah disebabkan karena
tidak atau kurangnya memperoleh informasi yang kuat.
c. Budaya
Menurut
WHO (Notoatmodjo, 2003) upaya deteksi dini seseorang juga dipengaruhi oleh
faktor budaya. Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang lama sebagai akibat
dari kehidupan suatu masyarakat bersama.
d. Sosial
Ekonomi
e. Menurut
WHO (Notoatmodjo, 200 3) faktor ekonomi juga berpengaruh terhadap seseorang
dalam upaya deteksi dini komplikasi kehamilan. Status ekonomi keluarga juga
berperan bagi seseorang dalam mengambil keputusan bertindak termasuk tindakan
yang berhubungan dengan kesehatan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tanda-tanda komplikasi kehamilan dini atau kemailan muda
itu menjadi suatu acuan bagi ibu untuk selalu waspada dan siaga dan selalu
memlihara janin yang ada di dalam kandungannya. Di mana di pembahasan ini telah
diuraikan diatas masalah tanda-tanda komplikasi ibu dan janin masa kehamilan
muda.
B.
Saran
1. Bagi
mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan
mahasiswa dalam memberikan pelayanan kebidanan dan dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Bagi
petugas kesehatan
Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan
pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan
kita untuk memberikan health education untuk mencegah infeksi.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar