BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Hepatitis menjadi masalah
kesehatan masyarakat yang penting tidak hanya di Amerika tetapi juga di seluruh
dunia. Penyakit ini menduduki peringkat ketiga diantara semua penyakit menular
yang dapat dilaporkan di Amerika Serikat dan merupakan penyakit endemi di kebanyakan
negara-negara di dunia. Walaupun mortalitas akibat hepatitis ini rendah, tetapi
penyakit ini sering dikaitkan dengan angka morbiditas dan kerugian ekonomi
yangbesar.
Hepatitis
virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas dalam tubuh, walaupun
efek yang menyolok terjadi pada hati. Telah ditemukan 5 kategori virus yang
ditemukan menjadi agen penyebab :
·
Virus hepatitis A
·
Virus Hepatitis B
·
Virus Hepatitis C
·
Virus Hepatitis D
·
Virus Hepatitis E
Walaupun kelima
agen ini dapat dibedakan melalui petanda antigeniknya, tetapi kesemuanya
memberikan gambaran klinis yang mirip, yang dapat bervariasi dari keadaan
subklinis tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut yang fatal.
Bentuk hepatitis yang paling dikenal adalah HAV ( hepatitis A ) dan HBV (hepatitis B ). Kedua istilah ini lebih disukai daripada istilah lama yaitu hepatitis infeksiosa dan hepatitis serum, sebab kedua penyakit ini dapat ditularkan secara parenteral dan non parenteral. Hepatitis umumnya lebih ringan dan lebih sering asimptomatik pada yang lebih muda daripada yang tua. Frekuensi hepatitis yang tidak khas yang dideteksi dengan pemeriksaan aminotransferase yang abnormal. Kasus yang tidak khas dibanding dengan yang simptomatik, adalah tinggi pada infeksi yang berhubungan dengan transfusi, pada anak-anak, dan pada golongan yang menunjukkan kecendrungan untuk infeksi kronik HBV.
Sering juga kita mengenal istilah hepatitis virus kronis. Istilah hepatitis virus kronis mencakup sekelompok kelaianan hati yang memperlihatkan proses peradangan dan nekrosis yang aktif dan kronik, dengan etiologi, perjalanan penyakit dan terapi yang berbeda. Diagnosis hepatitis kronis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan histopatologis jaringan hati sangat diperlukan untuk menentukan tingkat morfologi penyakit pada saat tersebut.
Hepatitis virus kronik merupakan suatu sindrom klinis dan patologis yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi, ditandai oleh berbagai tingkat peradangan dan nekrosis pada hati yang berlangsung terus-menerus tanpa penyembuhan dalam waktu paling sedikit 6 bulan.
Bentuk hepatitis yang paling dikenal adalah HAV ( hepatitis A ) dan HBV (hepatitis B ). Kedua istilah ini lebih disukai daripada istilah lama yaitu hepatitis infeksiosa dan hepatitis serum, sebab kedua penyakit ini dapat ditularkan secara parenteral dan non parenteral. Hepatitis umumnya lebih ringan dan lebih sering asimptomatik pada yang lebih muda daripada yang tua. Frekuensi hepatitis yang tidak khas yang dideteksi dengan pemeriksaan aminotransferase yang abnormal. Kasus yang tidak khas dibanding dengan yang simptomatik, adalah tinggi pada infeksi yang berhubungan dengan transfusi, pada anak-anak, dan pada golongan yang menunjukkan kecendrungan untuk infeksi kronik HBV.
Sering juga kita mengenal istilah hepatitis virus kronis. Istilah hepatitis virus kronis mencakup sekelompok kelaianan hati yang memperlihatkan proses peradangan dan nekrosis yang aktif dan kronik, dengan etiologi, perjalanan penyakit dan terapi yang berbeda. Diagnosis hepatitis kronis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan histopatologis jaringan hati sangat diperlukan untuk menentukan tingkat morfologi penyakit pada saat tersebut.
Hepatitis virus kronik merupakan suatu sindrom klinis dan patologis yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi, ditandai oleh berbagai tingkat peradangan dan nekrosis pada hati yang berlangsung terus-menerus tanpa penyembuhan dalam waktu paling sedikit 6 bulan.
BAB II
ISI
Hepatitis Kronis / Autoimun DEFINISI
Hepatitis
Kronis adalah peradangan yang berlangsung selama minimal 6 bulan.
Hepatitis kronis lebih jarang ditemukan, tetapi bisa menetap sampai bertahun-tahun bahkan berpuluh-puluh tahun. Biasanya ringan dan tidak menimbulkan gejala ataupun kerusakan hati yang berarti. Pada beberapa kasus, peradangan yang terus menerus secara perlahan menyebabkan kerusakan hati dan pada akhirnya terjadilah sirosis dan kegagalan hati.
Hepatitis kronis lebih jarang ditemukan, tetapi bisa menetap sampai bertahun-tahun bahkan berpuluh-puluh tahun. Biasanya ringan dan tidak menimbulkan gejala ataupun kerusakan hati yang berarti. Pada beberapa kasus, peradangan yang terus menerus secara perlahan menyebabkan kerusakan hati dan pada akhirnya terjadilah sirosis dan kegagalan hati.
PENYEBAB
Penyebab
yang sering ditemukan adalah virus hepatitis C; sekitar 75% hepatitis C akut
menjadi kronis. Virus hepatitis B kadang
bersamaan dengan virus hepatitis D, menyebabkan sejumlah kecil infeksi
kronis. Virus hepatitis A dan E tidak menyebabkan
hepatitis kronis.
Hepatitis
B merupakan salah satu penyakit menular yang tergolong berbahaya didunia,
Penyakit ini disebabkan oleh Virus Hepatitis
B (VHB) yang menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati akut atau menahun.
Seperti hal Hepatitis C, kedua
penyakit ini dapat menjadi kronis dan akhirnya menjadi kanker hati. Proses
penularan Hepatitis B yaitu
melalui pertukaran cairan tubuh atau kontak dengan darah dari orang yang
terinfeksi Hepatitis B.
Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang
disebabkan oleh virus Hepatitis
C (VHC). Proses penularannya melalui kontak darah {transfusi, jarum suntik
(terkontaminasi), serangga yang menggiti penderita lalu mengigit orang lain
disekitarnya}. Penderita Hepatitis
C kadang tidak menampakkan gejala
yang jelas, akan tetapi pada penderita Hepatitis
C kronik menyebabkan kerusakan/kematian sel-sel hati dan terdeteksi sebagai
kanker (cancer) hati. Sejumlah 85% dari kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis dan secara perlahan merusak hati
bertahun-tahun.
Obat-obat seperti metildopa, isoniazid, nitrofurantoin dan asetaminofen juga menyebabkan hepatitis kronis, terutama jika digunakan untuk jangka panjang.
Penyakit Wilson merupakan penyakit keturunan yang melibatkan penimbunan tembaga yang abnormal, yang biisa menyebabkan hepatitis kronis pada anak-anak dan dewasa muda.
Belum diketahui penyebab yang pasti mengapa virus dan obat yang sama akan menyebabkan hepatitis kronis pada beberapa orang, tetapi tidak pada yang lainnya. Salah satu penjelasan yang mungkin adalah bahwa pada orang yang menderita hepatitis kronis, sistem kekebalan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap infeksi virus atau obat-obatan.
Pada beberapa penderita hepatitis kronis tidak dapat ditemukan penyebabnya yang pasti. Penyakit ini tampaknya merupakan reaksi sistem kekebalan yang berlebihan, yang menyebabkan terjadinya peradangan menahun. Keadaan ini disebut sebagai hepatitis autoimun, yang lebih banyak ditemukan pada wanita.
GEJALA
Sekitar
sepertiga hepatitis kronis timbul setelah suatu serangan hepatitis virus akut.
Yang lainnya timbul secara bertahap tanpa penyakit yang jelas sebelumnya.
Banyak penderita hepatitis kronis yang tidak menunjukkan gejala sama sekali.
Bila timbul gejala, bisa berupa:
Banyak penderita hepatitis kronis yang tidak menunjukkan gejala sama sekali.
Bila timbul gejala, bisa berupa:
·
perasaan tidak enak badan
·
nafsu makan yang buruk
·
kelelahan.
Kadang terjadi demam ringan dan rasa tidak nyaman di peruta bagian atas.
Sakit kuning (jaundice) bisa terjadi, bisa juga tidak.
Pada akhirnya akan timbul gambaran penyakit hati menahun:
Kadang terjadi demam ringan dan rasa tidak nyaman di peruta bagian atas.
Sakit kuning (jaundice) bisa terjadi, bisa juga tidak.
Pada akhirnya akan timbul gambaran penyakit hati menahun:
·
pembesaran limpa
·
gambaran pembuluh darah yang menyerupai laba-laba di
kulit
·
penimbunan cairan.
Gejala lainnya yang timbul pada wanita muda penderita
hepatitis autoimun:
-
jerawat
-
terhentinya siklus menstruasi
-
nyeri sendi
-
pembentukan jaringan parut di paru-paru
-
peradangan kelenjar tiroid dan ginjal
-
anemia.
DIAGNOSA
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan tes fungsi hati.
Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan biopsi hati. Dengan memeriksa jaringan hati dibawah mikroskop, akan diketahui beratnya peradangan dan adanya pembentukan jaringan parut maupun sirosis. Biopsi juga bisa menentukan penyebab dari hepatitis.
Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan biopsi hati. Dengan memeriksa jaringan hati dibawah mikroskop, akan diketahui beratnya peradangan dan adanya pembentukan jaringan parut maupun sirosis. Biopsi juga bisa menentukan penyebab dari hepatitis.
PENGOBATAN
Banyak
penderita hepatitis kronis yang selama bertahun-tahun tidak menunjukkan kerusakan
hati yang progresif. Penderita lainnya
mengalami perburukan penyakit secara bertahap. Jika hal ini terjadi dan
penyakit terjadi akibat infeksi virus hepatitis B atau C, maka untuk
menghentikan peradangan diberikan interferon-alfa. Tetapi obat ini mahal
dan memiliki efek samping; selain itu hepatitis cenderung kambuh kembali jika
pengobatan dihentikan.
Pengobatan
yang lebih baik adalah ribavirin bersamaan
dengan interferon-alfa.
Hepatitis autoimun biasanya diobati dengan corticosteroid, kadang dikombinasikan dengan azathioprin. Obat ini menekan peradangan, meringankan gejala dan memperbaiki angka harapan hidup penderita. Tetapi pembentukan jaringan parut (fibrosis) di hati secara bertahap akan semakin memburuk. Menghentikan pengobatan biasanya menyebabkan kekambuhan, sehingga sebagian besar penderita harus mengkonsumsi obat ini terus menerus. Sekitar 50% penderita hepatitis autoimun akan mengalami sirosis, kegagalan hati atau keduanya. Jika diduga penyebabnya adalah obat, maka pemakaian obat segera dihentikan.
Hepatitis autoimun biasanya diobati dengan corticosteroid, kadang dikombinasikan dengan azathioprin. Obat ini menekan peradangan, meringankan gejala dan memperbaiki angka harapan hidup penderita. Tetapi pembentukan jaringan parut (fibrosis) di hati secara bertahap akan semakin memburuk. Menghentikan pengobatan biasanya menyebabkan kekambuhan, sehingga sebagian besar penderita harus mengkonsumsi obat ini terus menerus. Sekitar 50% penderita hepatitis autoimun akan mengalami sirosis, kegagalan hati atau keduanya. Jika diduga penyebabnya adalah obat, maka pemakaian obat segera dihentikan.
Tanpa menghiraukan penyebab maupun jenisnya, setiap komplikasi (misalnya asites atau ensefalopati hepatikum) harus diobati.
Penanganan
dan Pengobatan Hepatitis
BPenderita yang diduga Hepatitis
B, untuk kepastian diagnosa yang ditegakkan maka akan dilakukan periksaan
darah. Setelah diagnosa ditegakkan sebagai Hepatitis B, maka ada cara pengobatan untuk hepatitis B, yaitu pengobatan telan
(oral) dan secara injeksi. a. Pengobatan oral yang terkenal adalah ; -
Pemberian obat Lamivudine dari kelompok nukleosida analog, yang dikenal
dengan nama 3TC. Obat ini digunakan bagi dewasa maupun anak-anak, Pemakaian
obat ini cenderung meningkatkan enzyme hati (ALT) untuk itu penderita akan
mendapat monitor bersinambungan dari dokter. - Pemberian obat Adefovir
dipivoxil (Hepsera). Pemberian secara oral akan lebih efektif, tetapi
pemberian dengan dosis yang tinggi akan berpengaruh buruk terhadap fungsi
ginjal.- Pemberian obat Baraclude (Entecavir). Obat ini diberikan pada
penderita Hepatitis B kronik,
efek samping dari pemakaian obat ini adalah sakit kepala, pusing, letih, mual
dan terjadi peningkatan enzyme hati. Tingkat keoptimalan dan kestabilan
pemberian obat ini belum dikatakan stabil.
Pengobatan
dengan injeksi/suntikan adalah ;Pemberian suntikan Microsphere yang
mengandung partikel radioaktif pemancar sinar ß yang akan menghancurkan sel
kanker hati tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya. Injeksi Alfa
Interferon (dengan nama cabang INTRON A, INFERGEN, ROFERON) diberikan
secara subcutan dengan skala pemberian 3 kali dalam seminggu selama 12-16
minggu atau lebih. Efek samping pemberian obat ini adalah depresi, terutama
pada penderita yang memilki riwayat depresi sebelumnya. Efek lainnya adalah
terasa sakit pada otot-otot, cepat letih dan sedikit menimbulkan demam yang hal
ini dapat dihilangkan dengan pemberian paracetamol.
Penanganan
dan Pengobatan Hepatitis CSaat
ini pengobatan Hepatitis C
dilakukan dengan pemberian obat seperti Interferon alfa, Pegylated interferon
alfa dan Ribavirin. Adapun tujuan pengobatan dari Hepatitis C adalah menghilangkan virus
dari tubuh anda sedini mungkin untuk mencegah perkembangan yang memburuk dan
stadium akhir penyakit hati. Pengobatan pada penderita Hepatitis C memerlukan waktu yang cukup lama bahkan pada penderita
tertentu hal ini tidak dapat menolong, untuk itu perlu penanganan pada stadium
awalnya.
BAB III
PENUTUP
Hepatitis
Kronis adalah peradangan yang berlangsung selama minimal 6 bulan.
Hepatitis
kronis lebih jarang ditemukan, tetapi bisa menetap sampai bertahun-tahun bahkan
berpuluh-puluh tahun. Biasanya ringan
dan tidak menimbulkan gejala ataupun kerusakan hati yang berarti. Pada beberapa
kasus, peradangan yang terus menerus secara perlahan menyebabkan kerusakan hati
dan pada akhirnya terjadilah sirosis dan kegagalan hati
Banyak penderita hepatitis kronis yang selama
bertahun-tahun tidak menunjukkan kerusakan hati yang progresif. Penderita lainnya mengalami perburukan
penyakit secara bertahap. Jika hal ini terjadi dan penyakit terjadi akibat
infeksi virus hepatitis B atau C, maka untuk menghentikan peradangan diberikan interferon-alfa.
Tetapi obat ini mahal dan memiliki efek samping; selain itu hepatitis cenderung
kambuh kembali jika pengobatan dihentikan.
DAFTAR PUSTAKA
penyakit
hepatitis.com
hepatitis
A dan hepatitis
MAKALAH
ILMU
PENYAKIT
“HEPATITIS KRONIS”
“HEPATITIS KRONIS”
Disusun oleh:
Nama : Ramsiyana
NPM : 11340098
Kelas : I.c D.IV
kebidanan
D.IV KEBIDANAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
ANGKATAN
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Karena dengan
rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini kami buat sebaik mungkin dengan harapan dapat membantu
meningkatkan pemahaman tentang hepatitis kronis
Kami menyadari makalah ini masih ada beberapa kekurangan. Untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun baik dari teman teman maupun dari
para dosen agar selanjutnya bisa lebih sempurna.
Akhir kata selamat membaca analisis unsur intrinsik ini. Semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Bandarlampung,
juni 2012
|
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ................................................................................................ i
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
BAB II
ISI ................................................................................................................................ 3
BAB III
PENUTUP ................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar