KEBUTUHAN PSIKOLOGI IBU HAMIL
TRIMESTER I II DAN III
Disusun Oleh :
SISKA MAHARANI
(11300093)
FAKULTAS KEDOKTERAN PRODI D.III KEBIDANAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2011/2012
KATA
PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat, berkah, karunia dan
hidayah-nya kepada penulis sehingga dengan izin-nya penulis dapat menyelesaikan
makalah ASUHAN KEBIDANAN yang berjudul KEBUTUHAN PSIKOLOGI IBU HAMIL TRIMESTER
I II DAN III.
Penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah. Mengingat makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka penulis selalu
membuka diri untuk menerima berbagai masukan dan kritikan sehingga kelak
makalah ini menjadi bermanfaat.
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR
ISI................................................................................................................ ii
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang........................................................................................................ 1
1.2
Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil Trimester I.............................................. 2
2.2.
Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil Trimester II............................................ 3
2.3. Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil
Trimester III........................................... 3
BAB
III
MENGURANGI
DAMPAK PSIKOLOGIS
3.1. Support Keluarga
................................................................................................. 5
3.2.
Support
Tenaga kesehatan..................................................................................... 8
3.3.
Rasa Aman
Nyaman Selama Kehamilan............................................................... 8
3.4.
Persiapan mEnjadi orang tua................................................................................. 9
BAB IV
KESIMPULAN
4.1. Trimester I.............................................................................................................. 10
4.2
Trimester II............................................................................................................. 10
4.3
Trimester III............................................................................................................ 11
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Status kesehatan ibu hamil sangat
berpengaruh terhadap masa depankesejahteraan janin dan merupakan suatu cerminan
dari keadaan janin yangaktual. Status kesehatan dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang tidak semuaibu mengetahuinya. Bukan hanya faktor fisik ibu yang
dapat dinilai denganstatus kesehatan, melainkan juga sehat dalam arti ibu tidak
merasa terpaksamempersiapkan segala sesuatu untuk kehamilannya (faktor sosial
budaya danekonomi). Dengan begitu sangat perlu bagi para tenaga kesehatan
untuk memahami seluruh kebutuhan ibu dalam masa antenatal, intranatal
danpostnatal yang akan sangat menunjang proses persalinan nanti.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini adalahsebagai berikut:
1. Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil
Trimester I
2. Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil
Trimester II
3. Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil
Trimester III
1.3 Tujuan
Adapun tujuan disusunnya makalah
ini adalah sebagai berikut:
1.Mengetahui faktor-faktor fisik apa
saja yang memengaruhikehamilan
2.Mengetahui seberapa besar pengaruh
faktor-faktor fisik dalammenjaga kehamilan
Mengetahui apa saja
yang memengaruhi status kesehatan ibu hamil
4.Mengetahui pengaruh faktor fisik
terhadap kesehatan ibu hamil
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil
Trimester I
Sekarang wanita merasa sedang hamil
dan perasaannya pun bisa menyenangkan atau tidak menyenangkan. Hal ini
dipengaruhi oleh keluhan umum seperti lelah, lemah, mual, sering buang air
kecil, membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci
kehamilannya perubahan emosi yang sering terjadi adalah mudah menangis,
mudah tersinggung, kecewa penolakan, dan gelisah serta seringkali biasanya
pada awal kehamilan ia berharap untuk tidak hamil.
Pada trimester ini adalah periode
penyesuaian diri, seringkali ibu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan
bahwa dirinya memang hamil. ibu sering merasa ambivalen, bingung, sekitar 80%
ibu melewati kekecewaan, menolak, sedih, gelisah. Kegelisahan timbul karena
adanya perasaan takut, takut abortus atau kehamilan dengan penyulit, kematian
bayi, kematian saat persalinan, takut rumah sakit, dan lain-lain. Perasaan
takut ini hendaknya diekspresikan sehingga dapat menambah pengetahuan ibu dan
banyak orang yang membantu dan member perhatian. Oleh karena itu sangat penting
adanya keberanian wanita untuk komunikasi baik dengan pasangan, keluarga meupun
bidan.
Sumber kegelisahan lainnya adalah aktivitas
seks dan relasi dengan suami. Wanita merasa tidak mempunyai daya
tarik, kurang atraktif adanya perubahan fisik sehingga menjadi tidak percaya
diri. Kebanyakan wanita mengalami penurunan libido pada periode ini. Keadaan
ini membutuhkan adanya komunikasi yang terbuka dan jujur dengan suami.
Perubahan psikologi ini menurun pada trimester 2 dan meningkat kembali pada
saat mendekati persalinan.
Kegelisahan sering dibarengi dengan
mimpi buruk, firasat dan hal ini sangat mengganggu. Dengan meningkatnya pengetahuan
dan pemahaman akan kehamilan, bahaya/risiko,komitmen untuk menjadi orang tua,
pengalaman hamil akan membuat wanita menjadi siap. Perasaan ambivalen akan
berkurang pada akhir trimester 1 ketika wanita sudah menerima/ menyadari bahwa
dirinya hamil dan didukung oleh perasaan aman untuk mengekspresikan
perasaannya.
Reaksi pertama seorang pria ketika
mengetahui bahwa dirinya akan menjadi ayah adalah timbulnya perasaan bangga
atas kemampuannya mempunyai keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya
untuk menjadi seorang ayah dan pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon
ayah akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang sedang mulai hamil dan
menghindari hubungan seks karena takut mencederai janin.
2.2.
Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil Trimester II
Periode ini sering disebut periode sehat
(radian health) ibu sudah bebas dari ketidaknyamanan. Selama periode ini wanita
sudah mengharapkan bayi. Dengan adanya gerakan janin, rahim yang semakin
membesar, terlihatnya gerakan bayi saat di USG semakin meyakinkan dia bahwa
bayinya ada dan dia sedang hamil. Ibu menyadari bahwa bayinya adalah individu
yang terpisah dari dirinya oleh karena itu sekarang ia lebih fokus
memperhatikan bayinya. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat
menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Sebelum adanya
gerakan janin ia berusaha terlihat sebagai ibu yang baik, dan dengan adanya
gerakan janinia menyadari identitasnya sebagai ibu. Hal ini menimbulkan
perubahan yang baik seperti kontak sosial meningkat dengan wanita hamil
lainnya, adanya gelar calon ibu baru, ketertarikannya pada kehamilan dan
persalinan serta persiapan untuk menjadi peran baru.
Kebanyakan wanita mempunyai libido yang
meningkat dibandingkan trimester I, hal ini terjadi karena ketidaknyamanan
berkurang, ukuran perut tidak begitu besar.
2.3. Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil Trimester III
Periode ini sering disebut priode
menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kelahiran
bayinya, menunggu tanda-tanda persalinan. Perhatian ibu berfokur pada bayinya,
gerakan janin dan membesarnya uterus mengingatkan pada bayinya. Sehingga ibu
selalu waspada untuk melindungi bayinya dari bahaya, cedera dan akan
menghindari orang/hal/benda yang dianggapnya membahayakan bayinya. Persiapan
aktif dilakukan untuk menyambut kelahiran bayinya, membuat baju, menata
kamar bayi, membayangkan mengasuh/merawat bayi, menduga-duga akan jenis
kelaminnya dan rupa bayinya.
Pada trimester III biasanya ibu merasa
khawatir, takut akan kehidupan dirinya, bayinya, kelainan pada bayinya,
persalinan, nyeri persalinan, dan ibu tidak akan pernah tahu kapan ia akan
melahirkan. Ketidaknyamanan pada trimester ini meningkat, ibu merasa dirinya
aneh dan jelek, menjadi lebih ketergantungan, malas dan mudah tersinggung serta
merasa menyulitkan. Disamping itu ibu merasa sedih akan berpisah dari bayinya
dan kehilangan perhatian khusus yang akan diterimanya selama hamil, disinilah
ibu memerlukan keterangan, dukungan dari suami, bidan dan keluarganya.
Masa ini disebut juga masa
krusial/penuh kemelut untuk beberapa wanita karena ada kritis identitas,
karena mereka mulai berhenti bekerja, kehilangan kontak dengan teman, kolega
(Oakley, dalam Sweet,1999). Mereka merasa kesepian dan terisolasidi rumah.
Wanita mempunyai banyak kekhawatiran seperti tidakan meedikalisasi saat
persalinan, perubahan body image merasa kehamilannya sangat berat, tidak
praktis, kurang atraktif, takut kehilangan pasangan. Bidan harus mampu mengkaji
dengan teliti/hati-hati sejumlah stres yang dialami ibu hamil, mampu menilai
kemampuan coping dan memberikan dukungan.
BAB III
MENGURANGI DAMPAK PSIKOLOGIS
3.1. Support Keluarga
Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi
seorang wanita yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu
yang baru pertama kali hamil. Seorang wanita akan merasa tenang dan nyaman
dengan adanya dukungan dan perhatian dari orang – orang terdekat.
1. Suami
F Dukungan dan peran serta suami
dalam masa kehamilan terbukti meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi
kehamilan dan proses persalinan, bahkan juga memicu produksi ASI. Suami sebagai
seorang yang paling dekat, dianggap paling tahu kebutuhan istri. Saat hamil
wanita mengalami perubahan baik fisik maupun mental. Tugas penting suami yaitu
memberikan perhatian dan membina hubungan baik dengan istri, sehingga istri
mengkonsultasikan setiap saat dan setiap masalah yang dialaminya dalam
menghadapi kesulitan-kesulitan selama mengalami kehamilan.
F Keterlibatan suami sejak awal masa
kehamilan, sudah pasti akan mempermudah dan meringankan pasangan dalam
menjalani dan mengatasi berbagai perubahan yang terjadi pada tubuhnya akibat
hadirnya sesosok “manusia mungil” di dalam perutnya.
Bahkan, keikutsertaan suami secara aktif dalam masa kehamilan, menurut sebuah penelitian yang dimuat dalam artikel berjudul “What Your Partner Might Need From You During Pregnancy” terbitan Allina Hospitals & Clinics (tahun 2001), Amerika Serikat, keberhasilan seorang istri dalam mencukupi kebutuhan ASI untuk si bayi kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan keterlibatan suami dalam masa-masa kehamilannya.
Bahkan, keikutsertaan suami secara aktif dalam masa kehamilan, menurut sebuah penelitian yang dimuat dalam artikel berjudul “What Your Partner Might Need From You During Pregnancy” terbitan Allina Hospitals & Clinics (tahun 2001), Amerika Serikat, keberhasilan seorang istri dalam mencukupi kebutuhan ASI untuk si bayi kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan keterlibatan suami dalam masa-masa kehamilannya.
F Saat hamil merupakan saat yang
sensitif bagi seorang wanita, jadi sebisa mungkin seorang suami memberikan
suasana yang mendukung perasaan istri, misalnya dengan mengajak istri
jalan-jalan ringan, menemahi istri ke dokter untuk memeriksakan kehamilannya
serta tidak membuat masalah dalam komunikasi. Diperoleh tidaknya dukungan suami
tergantung dari keintiman hubungan, ada tidaknya komunikasi yang bermakna, dan
ada tidaknya masalah atau kekhawatiran akan bayinya.
M Menurut penelitian di Indonesia
Dukungan suami yang diharapkan istri:
1. Suami sangat mendambakan bayi
dalam kandungan istri
2. Suami senang mendapat keturunan
3. Suami menunjukkan kebahagian pada
kehamilan ini
4. Suami memperhatikan kesehatan
istri yakni menanyakan keadaan istri/janin yang dikandung
5. Suami tidak menyakiti istri
6. Suami menghibur/ menenangkan
ketika ada masalah yang dihadapi istri
7. Suami menasihati istri agar istri
tidak terlalu capek bekerja
8. Suami membantu tugas istri
9. Suami berdoa untuk kesehatan
istrinya dan keselamatannya
10. Suami menungu ketika istri
melahirkan
11. Suami menunggu ketika istri di
operasi
2. Keluarga
F Lingkungan keluarga yang harmonis
ataupun lingkungan tempat tinggal yang kondusif sangat berpengaruh terhadap
keadaan emosi ibu hamil. Wanita hamil sering kali mempunyai ketergantungan
terhadap orang lain disekitarnya terutama pada ibu primigravida. Keluarga harus
menjadi bagian dalam mempersiapkan pasangan menjadi orang tua.
F Dukungan Keluarga Dapat Berbentuk :
- Ayah – ibu kandung maupun mertua
sangat mendukung kehamilan ini
- Ayah – ibu kandung maupun mertua
sering berkunjung dalam periode ini
- Seluruh keluarga berdoa untuk
keselamatan ibu dan bayi
- Adanya ritual adat istiadat yang
memberikan arti tersendiri yang tidak boleh ditinggalkan
3. Lingkungan
Dukungan Lingkungan Dapat Berupa :
Dukungan Lingkungan Dapat Berupa :
- Doa bersama untuk keselamatan ibu
dan bayi dari ibu – ibu pengajian/ perkumpulan/ kegiatan yang berhubungan
dengan sosial/ keagamaan
- Membicarakan dan menasehati
tentang pengalamaan hamil dan melahirkan
- Adanya diantara mereka yang
bersedia mengantarkan ibu untuk periksa
- Menunggui ibu ketika melahirkan
- Mereka dapat menjadi seperti
saudara ibu hamil
3.2. Support Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan dapat memberikan peranannnya melalui
dukungan :
F Aktif : melalui kelas antenatal
F Pasif : dengan memberikan
kesempatan kepada ibu hamil yang mengalami masalah untuk berkonsultasi.
Tenaga
kesehatan harus mampu mengenali tentang keadaan yang ada
disekitar ibu hamil atau pasca bersalin, yaitu:bapak, kakak, dan pengunjung.
3.3. Rasa Aman Nyaman Selama
Kehamilan
Peran keluarga
khususnya suami, sangat diperlukan bagi seorang wanita hamil. Keterlibatan dan
dukungan yang diberikan suami kepada kehamilan akan mempererat hubungan antara
ayah anak dan suami istri. Dukungan yang diperoleh oleh ibu hamil akan
membuatnya lebih tenang dan nyaman dalam kehamilannya. Hal ini akan memberikan
kehamilan yang sehat. Dukungan yang dapat diberikan oleh suami misalnya dengan
mengantar ibu memeriksakan kehamilan, memenuhi keinginan ibu hamil yang ngidam,
mengingatkan minum tablet besi, maupun membantu ibu malakukan kegiatan rumah
tangga selama ibu hamil. Walaupun suami melakukan hal kecil namun mempunyai
makna yang tinggi dalam meningkatkan keadaan psikologis ibu hamil ke arah yang
lebih baik.
3.4.Persiapan mEnjadi orang tua
a.tujuan umum
·
Agar dapat mengetahui tentang asuhan kebidanan 1
(kehamilan)
b.Tujuan khusus
ü
memahami tentang kehamilan
ü
mengetahui tentang trimester pertama sampai
ketiga
ü
mengetahui fase-fase penyesuaian maternal.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 . TRIMESTER I
IBU :
·
Terbuka atau diam-diam
·
Perasaan ambivalent terhadap kehamilannya
·
Berkembang perasaan khusus, mulai tertarik
karena akan menjadi ibu
·
Antipati karena ada perasaan tidak nyaman
terutama pada ibu yang tidak menginginkan kehamilan
·
Perasaan gembira
·
Ada perasaan cemas karena akan punya tanggung
jawab sebagai ibu
·
Menerima atau menolak perubahan fisik
4.2. TRIMESTER II
IBU :
·
Mengalami perubahan fisik yang lebih nyata
·
Ibu merasakan adanya pergerakan janin karenanya
ia menerima dan menganggap sebagai bagian dari dirinya
·
Dorongan seksual dapat meningkat atau menurun
·
Mencari perhatian suami
·
Berkonsentrasi pada kebutuhan diri dan bayinya
·
Perasaan lebih berkembang sehingga ibu mulai
mempersiapkan perlengkapan bayinya
·
Perasaan cenderung lebih stabil
4.3. TRIMESTER III
IBU :
·
Kecemasan dan ketegangan semakin meningkat oleh
karena perubahan postur tubuh atau terjadi gangguan body image
·
Merasa tidak feminim menyebabkan perasaan takut
perhatian suami berpaling atau tidak menyenangi kondisinya
·
6-8 minggu menjelang persalinan perasaan takut
semakin meningkat, merasa cemas terhadap kondisi bayi dan dirinya
·
Adanya perasaan tidak nyaman
·
Sukar tidur oleh karena kondisi fisik atau
frustasi terhadap persalinan
·
Menyibukan diri dalm persiapan menghadapi
persalinan
DAFTAR PUSTAKA
Pusdikanakes – WHO –
JHPIEGO, Asuhan Antenatal, Jakarta, 2003
Bobak, Lowdernik,
jensen, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta : EGC, 2004
Varney H, Varney’s
Midwifery, London : Jones & Bartlett Publishers,1997
Tidak ada komentar:
Posting Komentar