MAKALAH
KOMUNIKASI
DAN KONSELING DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
“MELAKUKAN
STRATEGI MEMBANTU KLIEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN”
DISUSUN
O
L
E
H
KORIYAH (11340057)
NOVI SAPUTRI (11340084)
SISKA DAMAYANTI (11340114)
TRI WIDI ASTUTI (11340132)
PRODI
DIV KEBIDANAN
UNIVERSITAS
MALAHAYATI BANDARLAMPUNG
2011/2012
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Komunikasi dan Konseling dalam Praktik Kebidanan yang berjudul “Melakukan
Strategi Membantu Klien dalam Pengambilan Keputusan” ini dengan baik tanpa
hambatan.
Dengan selesainya makalah ini
disusun,kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang
Terhormat Dosen Pembimbing kami serta kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini.walaupun makalah ini telah selesai, namun karena
keterbatasan kemampuan dan lliteratur yang kami miliki, sehingga makalah ini
masih jauh dari sempurna, sehingga besar harapan kami untuk menerima saran dan
kritik yang bersifat konstruktif.
Kami mengucapkan selamat membaca
semoga makalah ini ada manfaatnya bagi pembaca pada ummunya dan ilmu
pengetahuan khususnya.
Terimakasih
Bandarlampung,29 Februari 2012
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL i
KATA
PENGANTAR ii
DAFTAR
ISI iii
BAB
I PENDAHULUAN
·
Latar
Belakang ………………………………………………………………………….. 1
·
Tujuan
…………………………………………………………………………………… 1
BAB
II PEMBAHASAN
MELAKUKAN STRATEGI MEMBANTU KLIEN
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN 2
·
Saat
–Saat Sulit dalam Penerapan KIP/K ……………………………………………… 3
·
Kesulitan
Saat Konseling ………………………………………………………………. 4
·
Upaya
untuk Mengatasi Saat-Saat Kesulitan dalam KIP/K …………………………… 5
BAB
III PENUTUP
·
Kesimpulan
………………….………………………………………………………….. 7
·
Saran
…………………………………………………………………………………….. 8
DAFTAR
PUSTAKA
iii
BAB
I
PENDAHULUAN
·
LATAR BELAKANG
Dalam praktik kebidanan,
pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas sangat dibutuhkan.
Kualitas kebidanan ditentukan
dengan cara bidan membina hubungan, baik sesame rekan sejawat ataupun dengan
orang yang diberi asuhan. Upaya meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan juga
ditentukan oleh keterampilan bidan untuk berkomunikasi secara efektif dan
melakukan konseling yang baik kepada klien. Karena melalui komunikasi yang
efektif serta konseling yang berhasil, kelangsungan dan kesinambungan
penggunaan jasa pelayanan bidan untuk kesehatan perempuan selama siklus
kehidupan akan tercapai.
Konseling kebidanan adalah suatu
proses pembelajaran,pembinaan hubungan baik,pemberian bantuan, dan bentuk kerja
sama yang dilakukan secara professional (sesuai dengan bidangnya) oleh bidan
kepada klien untuk memecahkan masalah, mengatasi hambatan perkembangan, dan
memenuhi kebutuhan klien.
·
TUJUAN
-
Meningkatkan
kemampuan kllien untuk menciptakan dalam memelihara hubungan
-
Memberikan
pelayanan untuk membantu masalah klien
-
Mengembangkan
keefektifan dan kemampuan klien untuk memecahkan masalah
-
Meningkatkan
kemampuan klien untuk membuat keputusan
1
BAB
II
PEMBAHASAN
·
STRATEGI MEMBANTU KLIEN DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Kemampuan dalam mengambil keputusan adalah sangat penting bagi
klien untuk menyelesaikan masalah kegawatdaruratan terutama yang berhubungan
dengan kebidanan. Dalam konseling pengambilan keputusan mutlak diambil oleh
klien, bidan hanya membantu agar keputusan yang diambil klien tepat.
Empat strategi membantu klien dalam mengambil keputusan :
1.
Membantu klien meninjau kemungkinan pilihannya.beri kesempatan
klien untuk melihat lagi beberapa alternative pilihannya, agar tidak menyesal
atau kecewa terhadap pilihannya.
2.
Membantu klien dalam mempertimbangkan keputusan pilihan, dengan
melihat kembali keuntungan atau konsekuensi positif dan kerugiannya atau
konsekuensi negative.
3.
Membantu klien mengevaluasi pilihan. Setelah klien menetapkan
pilihan,bantu klien mencermatipilihannya.
4.
Membantu klien menyusun rencana kerja, untuk menyelesaikan
masalahnya.
·
Pengambilan keputusan yang baik harus mempertimbangkan :
- Kondisi
- Kondisi
- Kehendak
- Konsekuensinya
2
·
SAAT-SAAT SULIT DALAM PENERAPAN
KIP/K
Semua bidang pekerjaan pasti
pernah mengalami masa yang tidak menyenangkan atau menyulitkan.Situasi yang
sulit merupakan tantangan bagi seorang konselor untuk menghadapinya,
keterampilan konseling terletak pada bagaimana mengatasi masa-masa sulit dalam
konseling.Untuk menghadapi tantangan
tersebut,bidan sebagai konselor,harus memiliki pengetahuan yang baik tentang
apa yang harus dilakukan.
Masa-masa sulit dalam KIP/K
diantaranya adalah sebagai berikut :
a.
Klien
diam, tidak mau bicara.
b.
Klien
menangis terus-menerus.
c.
Bidan
meyakini bahwa tidak ada penyelesaian bagi masalah klien.
d.
Bidan
melakukan suatu kesalahan.
e.
Klien
menolak bantuan bidan.
f.
Bias
Gender.
g. Waktu yang dimiliki
konselor terbatas.
h. Klien berbicara terus
dan yg dibicarakan tidak sesuai topic.
i.
Bidan
dan klien sudah saling mengenal sebelumnya.
j.
Klien
menanyakan hal-hal yang sangat pribadi kepada bidan.
k.
Bidan
merasa dipermalukan.
l.
Keadaan
kritis
3
·
KESULITAN SAAT KIP/K
Beberapa kesulitan tersembunyi yang disadari oleh konselor, terutama konselor pemula. Antara lain :
1. Berusaha terlalu banyak dan terlalu dini
2. Lebih banyak mengajar daripada membina hubungan
3. Penerimaan yang berlebihan
4. Menampilkan masalah konseling pada orang yang tidak berpengalaman.
5. Kecenderungan untuk menampilkan kepribadian konseling.
6. Merenungkan setelah sesi yang sulit.
Beberapa kesulitan tersembunyi yang disadari oleh konselor, terutama konselor pemula. Antara lain :
1. Berusaha terlalu banyak dan terlalu dini
2. Lebih banyak mengajar daripada membina hubungan
3. Penerimaan yang berlebihan
4. Menampilkan masalah konseling pada orang yang tidak berpengalaman.
5. Kecenderungan untuk menampilkan kepribadian konseling.
6. Merenungkan setelah sesi yang sulit.
·
UPAYA UNTUK MENGATASI KESULITAN
DALAM KIP/K :
a.
Klien
diam, tidak mau berbicara
·
Refleksi
perasaan, misalnya, “Saya mengerti hal ini sulit untuk dibicarakan”.
·
Biarkan
suasana hening sebentar.
·
Pandang
klien
·
Perlihatkan
sikap tubuh yang menujukan perhatian.
·
Beri
kesempatan pada klien untuk mengekspresikan perasaannya.
·
Penolakan atau kebingungan klien.
·
Klien dan konselor telah
mencapai akhir suatu ide dan semata-mata ragu mengatakan apa selanjutnya.
·
Kebingungan karena
kecemasan atau kebencian.
·
Klien mengalami sakit dan
tidak siap untuk bicara.
·
Klien mengharapkan sesuatu
dari konselor.
·
Klien sedang memikirkan apa
yang dikatakan.
·
Klien baru menyadari
ucapannya dan merupakan ekspresi emosional sebelumnya.
Hal yang harus dipahami saat klien diam :
Hal yang harus dipahami saat klien diam :
·
Klien tidak mau berbicara
selama beberapa waktu klien merasa cemas atau marah.
4
·
Bila terjadi di awal
pertemuan setelah beberapa saat, konselor bisa mengatakan : “saya mengerti hal
ini sulit untuk dibicarakan, biasanya pada pertemuan pertama klien-klien saya
juga merasa begitu. Apakah ibu merasa cemas?”
·
Bila klien diam karena
marah konselor dapat berkata : “bagaimana perasaan ibu sekarang?”, diikuti
hening beberapa saat, pandang klien dan perlihatkan sikap tubuh yang
menunjukkan perhatian.
·
Bila diam di tengah
pertemuan konselor harus memperhatikan konteks pembicaraan dan menilai mengapa
hal ini terjadi. Lebih baik menunggu beberapa saat, beri kesempatan pada klien
untuk mengekspresikan perasaan atau pikirannya, meskipun tidak nyaman.
·
Bila klien diam karena
berfikir tidak perlu berusaha memecah kesunyian,menunjukkan sikap tidak menerima.
b.
Klien
menangis terus –menerus.
·
Tunggu
beberapa saat.
·
Tenangkan
klien dengan memberi sentuhan.
c.
Bidan
meyakini bahwa tidak ada penyelesaian bagi masalah klien.
·
Sediakan
waktu untuk klien
·
Bersama-sama
klien menghadapi masa -masa sulit
·
Biasa terjadi jika konselor tidak dapat memecahkan atau membantu
menyelesaikan masalah seperti harapan klien.Misalnya pada kasus remaja putri
yang ingin aborsi.
·
Konselor dapat mengatakan
pada klien bahwa dia akan selalu menyediakan waktu untuk klien menghadapi
saat-saat sulit meskipun konselor tidak dapat mengubah keadaan.
5
d.
Bidan
melakukan suatu kesalahan.
·
Bersikap
jujur.
·
Meminta
maaf.
·
Hargai
dan percayai klien
·
Bersikap
terbuka.
·
Bidan tidak mengetahui jawaban dari pertanyaan
klien.
·
Berusaha
mencari informasi.
·
Tunjukan
buku sumber lain untuk mendapatkan informasi.
·
Akui
keterbatasan.
·
Rujuk
klien kepada konselor atau bidan lain yang lebih kompeten.
e.
Klien
menolak bantuan bidan
·
Buka
pembicaraan dengan mengajukan pertanyaan tentang alasan kedatangan klien.
·
Sarankan
untuk melakukan pertemuan lanjutan.
·
Ditunjukkan dengan klien enggan bicara. Tekankan hal positif,
paling tidak klien telah datang dan berkenalan dengan konselor, mungkin klien
mau mempertimbangkan kembali.
f.
Bias
Gender / Klien merasa tidak nyaman dengan jenis
kelamin konselor
·
Konselor sebaiknya mengatasi dengan mengatakan : “ orang kadang
awalnya merasa lebih nyaman berbicara dengan seseorang yang sama jenis
kelaminnya, menurut pengalaman saya semakin lama hal itu semakin tidak penting
apabila kita semakin mengenal. Bagaimana kalau kita coba lanjutkan dan lihat
bagaimana nantinya.”. biasanya klien menerima, dan masalah ini hilang dengan
sendirinya bila konselor bersikap penuh perhatian, menghargai klien dan tidak
menilai klien.
6
g.
Waktu yang dimiliki konselor terbatas.
·
Konselor memberikan informasi beberapa saat sebelum pertemuan,
meminta maaf, menjelaskan sebab keterbatasan waktunya, dan menunjukkan konselor
berharap bertemu klien pada pertemuan selanjutnya.
h.
Klien berbicara terus dan yg dibicarakan tidak sesuai topic.
·
Potong pembicaraannya setelah beberapa saat bila klien terus
menerus mengulang pembicaraannya.
i.
Bidan
dan klien sudah saling mengenal sebelumnya.
·
Sarankan
untuk ke konselor atau bidan lainnya.
j.
Klien
menanyakan hal-hal yang sangat pribadi kepada bidan.
·
Setelah
beberapa saat potong pembicaraan klien dan gunakan teknik memfokuskan (focusing).
k.
Bidan
merasa dipermalukan.
·
Sebaiknya
bidan tetap bersikap professional dan tidak menceritakan kehidupan pribadinya.
l.
Keadaan
kritis
·
Bersifat
direktif.
·
Langsung
melakukan tindakan penyelamatan.
·
Komunikasikan
dengan tegas dan sopan mengenai keadaan kritis tersebut kepada keluarga.
·
Berikan
penjelasan singkat,jelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan bersama untuk
mengatasi keadaan.
·
Lakukan
teknik mendengar efektif.
·
Tengakan
klien. Misalnya , “saya akan berusaha semampu saya “.
·
Bersikap
tenang.
7
BAB
III
PENUTUP
·
KESIMPULAN
Masalah merupakan sesuatu yang
tidak menyenangkan bagi setiap manusia yang mengalaminya.masalah tidak akan
pernah hilang apabila tidak diusahakan untuk hilang.
Menyelesaikan masalah memerlukan bantuan
oranglain,bantuan tersebut bukan hanya sebatas mendengarkan dan menerima segala
keluhan yang ada dalam pikiran dan perasaan orang bermasalah,melainkan
membutuhkan pengetahuan tentang masalah itu sendiri, mempunyai tujuan untuk
memberikan bantuan,menggunakan pendekatan pendekatan,menerapkan langkah-langkah
dan tahapan dalam memberikan bantuan, serta mengetahui masa-masa sulit dalam
pemberian bantuan dan upaya untuk mengatasi nya.
Kualitas konselor yang baik sangat dibutuhkan
dan membantu dalam proses penyelesaian suatu permasalahan.
·
SARAN
:
Diharapkan
untuk menjadi seorang bidan (konselor ) yang baik, kita harus memiliki kualitas
pribadi serta pengetahuan yang luas,perilaku yang baik,dan keterampilan
yang terapeutik agar dapat memegang
peranan penting dalam proses KIP/K (komunikasi interpersonal/konseling)
didalam menjalankan profesi untuk
menjadi seorang BIDAN PROFESIONAL.
8
DAFTAR PUSTAKA
Yulifah,yuswanto.2009.Komunikasi dan Konseling dalam Kebidanan.Jakarta:Salemba
Medika.
Baraja,Abubakar.2006.Psikologi Konseling dan Teknik Konseling.Jakarta:StudiaPress.
Taylor,Carol dkk.1997.FundamentalsofNursing.Philadelphia:J.B.LipinconttCompany.
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.2002.Komunikasi Efektif.Jakarta:Depkes
RI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar