KTI GAMBARAN PENGETAHUAN IBU INPARTU TENTANG INISIASI MENYUSUI DINI
KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU INPARTU TENTANG INISIASI MENYUSUI DINI DI WILAYAH PUSKESMAS SILO I
DESA SEMPOLAN KECAMATAN SILO
KABUPATEN JEMBER
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap
Bayi Baru Lahir berhak mendapatkan Air Susu Ibunya, karena dengan
pemberian Air Susu Ibu (ASI) dalam satu jam pertama kehidupannya, maka
bayi akan mendapat sumber gizi terbaik dan dapat menyelamatkan jiwa bayi
pada bulan-bulan pertama yang rawan. Hal ini mengingat masih tingginya
angka kematian Bayi Baru Lahir.
Berdasarkan
presurvey yang dilakukan di Desa Silo Wilayah kerja Puskesmas Silo I
40% ibu bersalin tidak dapat melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini
dikarenakan beberapa faktor yaitu Kurangnya mendapatkan informasi
tentang Inisiasi Menyusui Dini.
|
|
(http://www.pdiperjuangan-jatim.org/v03/index.php?mod=berita&id=386).
Untuk Kabupaten Jember, angka kematian bayi dari data yang dihimpun
Dinas Kesehatan Kabupaten Jember mengalami peningkatan yaitu sebesar 134
jiwa pada tahun 2005 dan sebesar 188 jiwa pada tahun 2006 (http://magnetcendana.blogspot.com/2009/06/akib-jember-tertinggi.di.jatim.html).
Penyebab
kematian bayi dikarenakan beberapa faktor yaitu salah satunya berat
badan rendah, asfiksia, tetanus, infeksi dan masalah pemberian minuman.
Masih banyak ibu yang belum mengerti tentang pemberian ASI Ekslusif dan
pengetahuan tentang inisiasi menyusui dini.
Kematian
Bayi Baru Lahir yaitu kematian bayi yang terjadi dalam satu bulan
pertama, dapat dicegah jika bayi disusui oleh ibunya dalam satu jam
pertama setelah kelahirannya. Dengan pemberian ASI dalam satu jam
pertama, bayi akan mendapat zat-zat gizi yang penting dan bayi akan
terlindung dari berbagai penyakit berbahaya pada masa paling rentan
dalam hidupnya. Tapi, berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia
tahun 2002-2003 hanya ada 4% bayi yang mendapat ASI dalam satu jam
kelahirannya.Dan memberi penyuluhan erhadap ibu-ibu tentang IMD.
Maka berdasarkan hal ini penelii ingin melakukan penelitian dengan judul ”Gambaranan Pengetahuan Ibu Inpartu Tentang Inisiasi Menyusui Dini Di Wilayah Puskesmas Silo I Desa Sempolan Kabupaten Jember”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas dirumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana
gambaran pengetahuan ibu inpartu tentang Inisaisi Menyusui Dini
diwilayah Puskesmas Silo I Desa Sempolan Kecamatan Silo Kabupaten
Jember.
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui
pengetahuan ibu inpartu tentang inisiasi menyusui dini diwilayah
Puskesmas SiloI Desa Sempolan Kecamatan Silo Kabupaten Jember.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktisi
Dapat
memberikan masukan yang berarti bagi ibu bersalin dalam meningkatkan
pengetahuan tentang IMD khususnya melalui presektifmotifasi
2. Manfaat teoritis
Dapat
memperkaya konsep atau teori yang menyongkong perkembangan ilmu
pwngeahuan kebidanan khususnya yang terkait dengan pengetahuan ibu
bersalin tantang IMD
3. Manfaat Diri Sendiri
Dapat meningkatkan pengetahuan khususnya tentang inisiasi menyusui dini
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan teori
1 Konsep Dasar Pengetahuan.
a. Pengertian.
Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekadar menjawab pertanyaan (Notoatmodjo, 2005).
Pengetahuan
adalah dua buah kelebihan manusia di bandingan denganmakhluk lain
ciptaan allah, dengan pengetahuan maka manusia dapat mengetahui apa
air,api,alam,dan sebagainya.(Suyano dan Umisalmah,2009)
1). Tingkat pengetahuan.
a) Tahu (know).
Diartikan
sebagai mengingat sesuatu materi yang telah di pelajari sebelumnya atau
pengetahuan mengingat kembali terhadap apa yang telah diterima juga
bisa dikatakan suatu kata kerja untuk mengukur tingkat pengetahuan
seseorang atau si ibu tentang apa yang telah di pelajari.Antara lain ibu
bisa menyebutkan, menguraikan, menyatakan bahwa persiapan persalinan
sangat penting.
|
b) Memahami (Komprehesion).
Diartikan
sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek
yang di ketahuinya seorang atau ibu yang telah paham dengan materi yang
di berikan dia harus menyebutkan contoh, menjelaskan, mengumpulkan
tentang materi yang di pelajari misalnya: menjelaskan, meramalkan, dan
sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.
c) Aplikasi (Aplication).
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya). Aplikasi
disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,
rumus-rumus dan metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau
situasi yang lain.
d) Analisa (Analisis)
Arti
dari analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur
organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti
menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan
dan sebagainya.
e) Sintesis (Syintesis)
Sintesis
menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian kepada suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata
lain sintesis itu adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang ada, misalnya dapat menyusun, dapat
merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya
terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
f) Evaluasi
Evaluasi
ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini
didasarkan pada suatu criteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada misalnya dapat membandingkan antara
anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan.
a) Usia.
Semakin
cukup usia si ibu tingkat kemampuan atau kematangan akan lebih mudah
untuk berpikir dan mudah menerima informasi tentang kehamilannya.
b) Tingkat pendidikan.
Semakin
tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah menerima informasi, sehingga
semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya
pendidikanyang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang
terhadap nilai” yang di perkenalkan.
c. Pengalaman
Merupakan
suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan pengalaman dapat
menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar. Sehingga dari pengalaman yang benar diperlukan berfikir yang logis dan kritis.
d. Intelegensi.
Pada
prinsipnya mempengaruhi kemampuan seorang untuk menyesuaikan diri dan
cara pengambilan keputusan ibu-ibu atau masyarakat yang intelegensinya
tinggi akan banyak berpartisipasi lebih cepat dan tepat dalam mengambil
keputusan di banding dengan masyarakat yang intelegensinya rendah.
e. Sosial-Ekonomi.
Mempengaruhi
tingkah laku seseorang ibu atau masyarakat yang berasal dari sosial
ekonomi tinggi di mungkinkan lebih memiliki sikap positif memandang diri
dan masa depannya, tetapi bagi ibu-ibu atau masyarakat yang sosial
ekonominya rendah akan tidak merasa takut untuk mengambil sikap atau
tindakan.
f. Sosial Budaya.
Dapat mempengaruhi proses pengetahuan khususnya dalam penyerapan nilai-nilai sosial, keagamaan untuk memperkuat super egonya.
g. Pekerjaan
Seseorang
yang bekerja pengetahuannya akan lebih luas dari pada seseorang yang
tidak bekerja, karena dengan bekerja akan mempunyai banyak informasi dan
pengalaman.
(Notoadmodjo, 2005)
h. Jenis kelamin
Jenis kelamin berkaitan dengan perilaku, modal bahwa indifidu melauan modal sesuai jenis elaminnya (Notoadmodjo 2003)
c. Kriteria pengetahuan
Baik : 76 – 100 %
Cukup : 56 – 75 %
Kurang : 40 – 55 %
Rendah : ≤ 40 %
(Ari kunto 2006)
2. Pengertian Persalinan
Persalinan
adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina (Sarwono Prawiroharjo 2005). Persalinan
adalah proses membuka dan menipisnya servik dan janin
turun kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan
tubuh didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan adalah proses
pengeluaran hasil konsepsi (janin) yang telah cukup bulan atau dapat
hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan
bantuan atau tanpa bantuan atau kekuatan seindiri.
Pesalinan
Fisiologis adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran
bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
3. Tahap-tahap Menjelang Persalinan
Adapun tahap-tahap menjelang persalinan yaitu mulai kala I sampai dengan kala IV.
1) Kala I
Temukan yang menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada kala I yaitu:
- Kontraksi teratur yang progesif dengan peningkatan frekuensi dan durasi.
- Kecepatan pembukaan servik paling sedikit 1 cm (fase aktif).
- Servik tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin.
Pada kala I ini ibu merasa cemas dan takut karena sakit yang dihapainya.
2) Kala II
Penangan pada kala II yaitu :
- Memberi dukungan yang terus-menerus kepada ibu.
- Menjaga kebersihan diri pada ibu.
- Mengipasi dan massage untuk kenyamanan ibu.
- Memberi dukungan mental kepada ibu.
- Mengatur posisi ibu.
- Memberi cukup minum pada ibu.
3) Kala III
Manajemen aktif pada saat kala III meliputi ;
- Pemberian oksitosin dengan segera.
- Pengendalian tarikan pada tali pusat.
- Pemijatan uterus dengan segera setelah plasenta lahir.
Pada
saat itu ibu merasa cemas dan bahagia karena telah dapat melahirkan
anaknya, namun perur masih terasa mulas dan rasa nyeri pada vagina.
4) Kala IV
Dua
jam pertama setelah persalinan adalah waktu yang kritis bagi ibu dan
bayi, karean keduanya baru saja mengalami perubahan fisik
yang luar biasa. Pada saat ini ibu merasa cemas apakah ia sanggup untuk menyusui bayinya dengan baik.
3. Konsep Inisiasi Menyusu Dini
a) Pengertian
Inisasi
Menyusu Dini (Early Initition) atau permulaan menyusu dini adalah bayi
mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Cara bayi melakukan Inisiasi
Menyusu Dini dinamakan The Breast Crawl atau merangkak mencari payudara
(Roesli, 2008: 3).
Waktu
keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini adalah waktu yang dibutuhkan mulai
dari meletakkan bayi yang baru lahir di dekat payudara ibunya, tanpa
melalui proses mandi terlebih dahulu (hanya
sedikit dilap dan dipotong tali pusatnya) sampai bayi tersebut akan
memilih payudara mana yang akan “dikenyot” lebih dulu, proses ini
memakan waktu 15–45 menit (individual). Proses pencarian puting susu
sendiri oleh bayi memakan waktu bervariasi, yaitu sekitar 30–40 menit
b) Tata laksana Inisiasi Menyusu Dini
1) Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan
2) Disarankan untuk tidak atau mengurangi pengunaan obat kimiawi, misalnya pijat, aromaterapi, gerakan, atau hypnobirthing.
3) Biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diinginkan, misalnya melahirkan normal, didalam air, atau dengan jongkok.
4) Seluruh
badan dan kepala bayi dikeringkan secepatnya, kecuali kedua tangannya.
Lemak putih (vernix) yang menyamankan (Roesly, 2008 : 20)
5) Tali pusat dipotong, lalu diikat (Roesli, 2008 : 9)
6) Bayi
ditengkurapkan di dada atau perut ibu. Biarkan kulit bayi melekat
dengan kulit ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit ini dipertahankan
minimum satu jam atau setelah menyusu awal selesai. Keduanya diselimuti.
Jika perlu, gunakan topi bayi.
7) Bayi
dibiarkan mencari puting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi dengan
sentuhan lembut, tetapi tidak memaksakan bayi ke puting susu.
8) Ayah
didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku
bayi sebelum menyusu. Hal ini dapat berlangsung beberapa menit atau satu
jam, bahkan lebih. Dukungan ayah akan meningkatkan rasa percaya diri
ibu. Biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibunya
setidaknya selama satu jam, walaupun ia telah berhasil menyusu pertama
sebelum satu jam. Jika belum menemukan puting payudara ibunya dalam
waktu satu jam, biarkan kulit bayi tetap bersentuhan dengan kulit ibunya
sampai berhasil menyusu pertama.
9) Dianjurkan
untuk memberikan kesempatan kontak kulit dengan kulit pada ibu yang
melahirkan dengan tindakan, misalnya operasi Caesar.
10) Bayi
dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur, dan dicap setelah satu jam
atau menyusu awal selesai. Prosedur yang invasif, misalnya suntikan
vitamin K dan tetesan mata bayi dapat ditunda.
11) Rawat
gabung-ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar. Selama 24 jam ibu-bayi
tetap tidak dipisahkan dan bayi selalu dalam jangkauan ibu. Pemberian
minuman pre-laktal (cairan yang diberikan sebelum ASI ”keluar”).
(Roesli,2008 : 20)
c) Manfaat Inisiasi Menyusu Dini
Bagi bayi :
1) Mencegah hilangnya refleks menyusu
2) Menstabilkan suhu, pernapasan dan tingkat gula darah bayi.
3) Memberikan nutrisi lengkap
4) Membantu reflek berfikir bayi
5) Menunjang proses lancarnya ASI dikemudian hari
6) Memperlancar pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan
7) Stimulasi dini tumbuh kembang bayi
8) Terhindar dari kesulitan dalam menyusui atau meneteki
9) Sebagai laksative (obat pencuci perut) yang efektif, membuang mekonium di usus dan memecahkan biliribin.
10) Menstimulasi hormon prolaktin dalam memproduksi ASI
11) Meningkatkan intelektual dan motorik.
Saat
merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari kulit ibunya
dan ia akan menjilat-jilati kulit ibu, menelan bakteri ”baik” di kulit
ibu. Bakteri ”baik” ini akan berkembang biak membentuk koloni di kulit
dan usus bayi, menyaingi bakteri ”jahat” dari lingkungan.
12) ”Bonding”
(ikatan kasih sayang) antara ibu-bayi akan lebih baik pada 1-2 jam
pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu, biasanya bayi tidur
dalam waktu yang lama.
13) Makanan
awal non-ASI mengandung zat putih telur yang bukan berasal dari susu
manusia, misalnya dari susu hewan. Hal ini dapat mengganggu pertumbuhan
fungi usus dan mencetuskan alergi lebih awal.
14) Bayi mendapatkan ASI kolostrum – ASI yang pertama kali keluar. Cairan emas ini kadang juga dinamakan the gift of life.
Bayi yang diberi kesempatan Inisiasi Menyusu Dini lebih dulu
mendapatkan kolostrum daripada yang tidak diberi kesempatan. Kolostrum,
ASI istimewa yang kaya akan daya tahan tubuh, penting untuk pertumbuhan
usus, bahkan kelangsungan hidup bayi. Kolostrum akan membuat lapisan
yang melindungi dinding usus bayi yang masih belum matang sekaligus mematangkan dinding usus ini.
Bagi Ibu :
1) Mengurangi Perdarahan
Hentakan
kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi di puting susu dan
sekitarnya, emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu merangsang
pengeluaran hormon oksitoksin yang berguna juga untuk kontraksi dan
penutupan pembuluh darah sehingga pendarahan lebih cepat berhenti.
2) “Bonding”
(ikatan kasih sayang) antara ibu-bayi akan lebih baik pada 1-2 jam
pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu, biasanya bayi tidur
dalam waktu yang lama.
3) Ibu
dan ayah akan merasa sangat bahagia bertemu dengan bayinya untuk
pertama kali dalam kondisi seperti ini. Bahkan, ayah mendapat kesempatan
mengazankan anaknya di dada ibunya. Suatu pengalaman batin bagi
ketiganya yang amat indah.
(Roesli, 2008 : 13)
d). Tujuan Inisiasi Menyusui Dini
1) Untuk membantu mengurangi kemiskinan
2) Untuk membanu mengurangi kelaparan
3) Untuk membantu mengurangi angka kematian anak balita
4) Agar tidak terjadi adanya kegagalan dalam pemberian asi pada bayi
5) Mengurangi angka kematian ibu dan bayi
6) Agar bayi bisa mendapatskan asi eksklusif dari ibunya selama 6 bulan
B. Kerangka Konseptual
Ket :
: variable yang di teliti
: variable yang tidak teliti (Notoatmodjo 2005:122)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Gambaran Pengetahuan Ibu Inpartu Tentang Inisaisi Menyusu Dini Di
Wilayah Puskesmas Silo1 Desa Sempolan Kecamatan Silo Kabupaten Jember
BAB 3
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Bangunan Peneliti
Penelitian
adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidik atau
mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan masalah tersebut yang
dilakukan secara hati-hati sehingga diperoleh pemecahannya.(Notoatmodjo
2005)
Desain
penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu suatu penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau suatu keadaan
secara objektif (Notoadmodjo,2005)
B. Variable
Variabel
adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu
kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain. ( Notoatmodjo,2005).
Dalam penelitian ini variabelnya adalah pengeahuan ibu inpartu tentang IMD.
|
Tabel 3.2 Definisi Oprasional Gambaran Pengetahuan Ibu Inpartu Tentang IMD
VARIABLE
|
DEVINISI OPERASIONAL
|
KRITERIA
|
SKALA
|
Pengetahuan Ibu Inpartu tentang IMD.
|
Merupakan hasil tau dari ibu inpartu tentang IMD yang meliputi pengertian, tujuan dan manfaat bagi ibu dan bayi.
a.
|
Baik : 76 – 100 %
Cukup : 56 – 75 %
Kurang : 40 – 55 %
Rendah : ≤ 40 %
(Ari kunto 2006)
|
Ordinal
|
C. Populasi
Populasi
adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2005). Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah
Ibu inpartu dan jumlah populasi adalah 125 responden.
D. Sampel
Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Arikunto, 2006 : 131). Sampel dalam penelitian ini adalah
ibu-ibu Inpartu di BPS wilayah puskesmas silo1 sebanyak 30 responden
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
Dengan Rumus :
N
n =
1 + N (d2)
125
n =
1 + 125 (0,052)
n = 30 Responden
2. Teknik Sampling
Adalah
merupakan teknik pengambilan sampel ( Prof. DR. Sugiyono, 2005 : 91 ).
Pada pelitian ini menggunakan Nonprobability Sampling,
dengan tehnik Sampling Asidental adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu yang secara kebetulan/Acidental bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang
yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Nonprobability
Sampling adalah pengambilan anggota sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel. ( Prof. DR. Sugiyono, 2005 : 91 ).
3. Kriteria Sampel
a. Kriteria inklusi
Adalah
karakteristik umum subyek peneliti dari populasi target dan terjangkau
yang akan diteliti. Karakteristik sampel yang dapat dimasukkan atau
layak untuk diteliti yaitu :
(1). Ibu inpartu kala 1 fase laten
(2). Ibu inpartu yang bersedia menjadi responden
(3). Ibu inpartu yang bisa baca dan tulis
b. Kriteria eksklusi
Adalah sebagian subjek yang memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari studi karena berbagai sebab, antara lain :
(1). Ibu inpartu kala I fase aktif
(2). Ibu inpartu yang tidak bersedia menjadi responden
(3). Ibu yang tidak bisa baca dan tulis
E. Lokasi dan waktu penelitian
1. Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Puskesmas Silo I Kabupaten Jember
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai 28 Juli sampai 8 Agustus
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data.
Teknik
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner
yang sudah di sediakan pilihan jawabannya dengan cara melakukan
kunjungan ke BPS.
G. Teknik Analisa data
1. Teknik Pengolahan Data
Dari
hasil data dengan menggunakan reka medik secara deskriptif melalui
tabel distribusi yang dikonfirmasikan dalam bentuk prosentase dan
narasi. Kemudian dilakukan pengolahan data dengan distribusi penggunaan
persentasi dengan rumus :
Keterangan :
P = Persentasi dari faktor
f = Frekuensi
N = jumlah soal
(Arikunto, 2006)
Dengan Kriteria nilai:
Baik : 76 – 100 %
Cukup : 56 – 75 %
Kurang : 40 – 55 %
Rendah : ≤ 40 % (Ari kunto 2006)
2. Analisis data.
Analisis Data dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian .
Penelitian
ini bertujuan untuk memberikan gambaran / Diskriptif cukup menyajikan
tabel distribusi dengan jalan dari prosentase untuk setiap kategori
dengan cara tabulasi.
H. Etika Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan melakukan berbagai prosedur yang berhubungan dengan etika penelitian yang meliputi.
1. Informed Consent (Lembar Persetujuan Menjadi Responden) adalah lembar persetujuan yang akan di berikan pada subyek yang akan di teliti.
2. Anonimity
(Tanpa Nama) adalah kerahasiaan identitas responden harus di jaga, oleh
karena itu peneliti tidak boleh mencantumkan nama responden pada lembar
pengumpulan data.
3. Confidentiality (Karakteristik)
adalah kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti karena
hanya kelompok data tertentu saja yang akan di sajikan atau di laporkan
sebagai hasil penelitian.
I. Keterbatasan Penelitian
Beberapa keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Kemampuan peneliti masih kurang karena peneliti masih pemula.
2. Instrumen
pengumpulan data menggunakan kuesioner yang saya buat sendiri dan belum
pernah diuji cobakan sehingga reabilitas dan validitasnya perlu di
sempurnakan.
3. Waktu pelaksanaan terlalu singkat sehingga mempengaruhi penyusunan hasil penelitian.
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada
bab ini akan dibahas tentang hasil dan pembahasan penelitian. Hasil
Penelitian akan dibagi menjadi dua bagian yaitu data umum dan data
khusus. Data umum meliputi pendidikan, pekerjaan, usia, dan paritas.
Sedangkan data khusus meliputi Gambaran Pengetahuan Ibu Inpartu Tentang
Inisiasi Menyusu Dini DiWilayah Puskesmas Silo 1 Desa Sempolan Kecamatan
Silo Kabupaten Jember .
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Silo1 terletak di Jalan Jember No.10, dibangun diatas tanah seluas ± 5.250 m². Luas puskesmas silo1 31.20 km².
Batasan-Batasan Wilayah Puskesmas Silo1 :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan desa Ledok ombo
b. Sebelah Barat berbatasan dengan desa mayang
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan sido mulyo
d. Sebelah Timur berbatasan dengan banyuwangi
Tenaga kesehatan di puskesmas Silo1 antara lain :
a. Dokter Umum : 1
b. Perawat Gigi : 1
c. Bidan : 10
d. Perawat : 15
|
2. Data Umum
4.1. Pendidikan
Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Wilayah Puskesmas Silo1 Tanggal 28 Juli-8 Agustus
No
|
Tingkat Pendidikan
|
Frekwensi(f)
|
Prosentase(%)
|
1
2
3
4
5
|
SD
SLTP
SMA
PT
Tdk Sekolah
|
5
8
13
4
0
|
16.6
26.6
43.3
13.3
0
|
Jumlah
|
30
|
100
|
Tabel
4.1. menunjukkan distribusi responden berdasarkan pendidikan, yang
terbanyak responden berpendidikan SMA sebanyak 13 (43.3%).
4.2. Pekerjaan
Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan diWilayah Puskesmas Silo1 Tanggal 28-8 Agustus
No
|
Pekerjaan
|
Frekwensi
|
Prosentase (%)
|
1
2
3
4
5
|
PNS
TNI / POLRI
Wirasawasta
Tani
Tidak Bekerja
|
2
0
5
10
13
|
6.6
0
16.6
33.3
43.3
|
Jumlah
|
30
|
100
|
Tabel 4.2 menunjukkan distribusi responden berdasarkan pekerjaan, yang terbanyak responden tidak berkerja sebanyak 13 (43.3%)
4.3. Usia
Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Usia di Wilayah Puskesmas Silo1 Tanggal 28 Juli-8Agustus
No
|
Umur
|
Frekwensi
|
Prosentase (%)
|
1
2
3
|
<20
20-35
>35
|
0
25
5
|
0
83.3
16.6
|
Jumlah
|
30
|
100
|
Tabel 4.3. menunjukkan distribusi responden berdasarkan usia, responden yang terbanyak berusia 20-35 thn sebanyak 25 (83.3%)
4.4. Paritas
Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Usia di Wilayah Puskesmas Silo1 Tanggal 28 Juli- 8 Agustus
No
|
Paritas
|
Frekwensi
|
Prosentase(%)
|
1
2
3
|
Nulipara
multipara
grandemultipara
|
14
16
0
|
46.6
53.3
0
|
Jumlah
|
30
|
100
|
Tabel 4.4. menunjukkan distribusi responden berdasarkan paritas ibu multipara sebanyak 16 (53.3%)
3. Data Khusus
4.5.Gambaran Pengetahuan Ibu Inpartu tentang Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Puskesmas Silo1
Tabel 4.5.1. Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan Ibu Inpartu tentang Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Puskesmas Silo1 Tanggal 28 Juli-8 Agustus
No
|
Tingkat Pengetahuan
|
Frekwensi
|
Prosentase (%)
|
1
2
3
4
|
Baik
Cukup
Kurang
Kurang Sekali
|
1
22
7
0
|
3.3
73.3
23.3
0
|
|
Jumlah
|
30
|
100
|
Dari Tabel 4.5.1 di atas didapatkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan cukup yaitu 22 (73.3%).
Tabel 4.5.2 Distribusi frekuensi berdasarkan komponen pengetahuan Ibu Inpartu tentang Inisiasi Menyusu Dinidi Wilayah Puskesmas Silo1 Tanggal 28 Juli-8 Agustus
No
|
Komponen Pengetahua
|
Pengetahuan
| |
Total
| |||||||
Baik
|
Cukup
|
Kurang
|
Tidak
| ||||||||
Responden
|
%
|
Responden
|
%
|
Responden
|
%
|
Responden
|
%
| ||||
1.
2.
3
|
Pengertian IMD
Manfaat IMD
Tujuan IMD
|
2
1
4
|
6.6
3.3
13.3
|
14
10
14
|
46.6
33.3
46.6
|
12
11
9
|
40
36.6
30
|
2
8
3
|
6.6
26.6
10
|
30
30
30
|
100%
100%
100%
|
Dari
tabel 4.5.2. di atas didapatkan bahwa 14 (46.6%) responden cukup
memahami tentang pengertian IMD, 11 (36.6%) responden kurang memahami
tentang manfaat IMD,14 (46.6%) responden cukup memahami tentang tujuan
IMD.
B. Pembahasan
Pada bagian ini peneliti akan membahas mengenai pengetahuan Ibu Inpartu Tentang Inisiasi Menyusu Dini.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data pada tabel 4.5.1 mengenai pengetahuan Ibu Inpartu Tentang Inisiasi Menyusu Dini didapatkan
22 responden (73.3%) yang memiliki pengetahuan yang cukup , 1 responden
(3.3 %) yang memiliki pengetahuan yang baik, 7 responden (23.3%) yang
memiliki pengetahuan kurang, dan pengetahuan kurang sekali tidak ada.Dan
berdasarkan tabel 4.5.2 berdasarkan komponen pengeahuan ibu inpartu
tentang inisiasi menyusu dini di dapatkan 14 (46.6%) responden cukup
memahami tentang pengertian IMD,11 (36.6%) responden kurang memahami
tentang manfaat IMD,14 (46,6%) responden cukup memahami tentang tujuan
IMD.
Tingkat
pengetahuan ibu inpartu tentang Inisiasi Menyusu Dini kemungkinan
dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain yang salah satunya adalah
pendidikan. Hal ini ditunjang dengan hasil penelitian karakteristik
responden didapatkan pendidikan terbanyak SMA yaitu 13 responden (43.3
%). Tingkat pengetahuan di lihat dari pendidikan responden yaitu SMA
didapatkan responden yang berpengetahuan cukup baik adalah 22 responden
(73.3 %), berpengetahuan kurang adalah 7 responden (23.3 %), responden
yang berpengetahuan baik adalah 1 responden (3.3%) dan berpengetahuan
kurang sekali tidak ada .Semakin tingginya pendidikan seseorang maka
diharapkan pola fikir dan pengetahuan individu tersebut semakin
bertambah.
Hal
tersebut di atas sesuai dengan pernyataan dari teori Notoadmodjo (2003 :
128 ), bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi
setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu,
penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni : indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Salah satu faktor
pengaruh pengetahuan adalah pendidikan suatu proses belajar yang berarti
dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau
perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada
diri individu, kelompok, masyarakat. Kegiatan atau proses belajar ini
terjadi dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja. Di dalam kegiatan
belajar mengajar terdapat 3 (tiga) persoalan pokok yaitu persoalan
masukan (input), persoalan proses, persoalan keluaran (output).
Persoalan masukan yaitu menyangkut sasaran belajar, persoalan proses
adalah mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan (perilaku)
pada diri subyek belajar sedangkan persoalan keluaran adalah merupakan
hasil belajar itu sendiri yaitu perubahan kemampuan atau perilaku subyek
belajar.
Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahun atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang.
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa responden telah mempunyai pengetahuan yang cukup baik tentang inisiasi menyusu dini.
Namun
demikian masih terdapat 23.3 % responden yang berpengetahuan kurang.
Hal ini sangat didukung dengan tingkat pengetahuan seseorang yang baik
pula. Tingginya tingkat pengetahuan seseorang tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang meliputi : usia, tingkat pendidikan, pekerjaan,
lingkungan, cara bergaul, pengalaman individu, kebutuhan individu akan
informasi dari berbagai sumber serta dari orang-orang terdekat
(keluarga).
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
Pada
bab ini akan disajikan kesimpulan dan saran dari hasil pembahasan untuk
menjawab pertanyaan penelitian serta saran –saran yang sesuai dengan
kesimpulan.Gambaran pengetahuan Ibu Inpartu tentang Inisiasi Menyusu
Dini di Wilayah PuskesmasSilo1, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember
A. Simpulan
Dari
hasil penelitian di atas diketahui bahwa pengetahuan ibu inpartu
tentang inisiasi menyusu dini di wilayah puskesmas silo1 kecamatan silo
kabupaten jember berpengetahuan cukup yaitu 22 (73.3%).
B. Saran
Saran disini dapat dijadikan sebagai suatu masukan yang membangun yaitu :
.1. Bagi peneliti
a. Hendaknya menambah pengetahuan khususnya tentang inisaisi menyusu dini.
b. Menerapkan ilmu yang didapat dan menambah pengalaman dalam penerapan riset,terutama tentang inisiasi menyusu dini.
2. Bagi tempat penelitian
Dapat meningkatkan pengetahuan khususnya tentang inisiasi menyusui dini.
|
3. Bagi Instansi Kesehatan
Dapat
memperkaya konsep atau teori perkembangan ilmu pengetahuan kebidanan
khususnya tentang inisiasi menyusu dini dengan cara membagikan kaset CD,
limflet pada masyarakat.
4. Bagi Masyarakat
Masyarakat
di harapkan mempunyai pengetahuan lebih tentang inisiasi menyusu dini
dengan dari media cetak, elektronik, kaset vcd aau limflet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar